29 November 2013

Perbedaan FAT, FAT32, NTFS, EXT2, EXT3, DAN EXT4 pada Komputer

Apabila kita menginstal suatu Operating System atau Sistem Operasi, terutama berbasis GUI di Microsoft 
Windows atau linux pasti akan muncul perintah untuk mempartisi Harddisk. Pada Sistem Operasi mengenal partisi FAT (FAT 16), FAT 32 dan NTFS. Sedangkan pada linux partisi harddisk yang dikenal adalah EXTe, EXT3 dan EXT 4. Nah mulai dari bacaan diatas yuk kita uraikan sedikit demi sedikit. Silahkan simak uraiannya dibawah ini.
Sistem Operasi Microsoft Windows sampai saat ini mempunyai tiga file system:

1. FAT 16 (File Allocation Table 16)
Sebenarnya sebelum FAT16, telebih dahulu sistem file di MS-DOS FAT12, tapi karena banyak kekurangan makanya muncul FAT16, FAT16 sendiri sudah dikenalkan oleh MS-DOS pada tahun 1981. Awalnya, sistem ini didesain umtuk mengatur file fi floppy disk, dan sudah mengalami beberapa kali perubahan, sehingga digunakan untuk mengatur file harddisk. Keuntungan FAT16 adalah kompatibel hampir di semua sistem operasi, baik Windows 95/98/ME, OS/2, Linux dan bahkan Unix. Namun dibalik itu semua masalah paling besar dari FAT16 adalah mempunyai kapasitas tetap jumlah cluster dalam partisi, jadi semakin besar harddisk, maka ukuran cluster akan semakin besar. selain itu kekurangan FAT16 salah satunya tidak mendukung kompresi, enkripsi dan kontrol akses dalam partisi

2. FAT 32 (File Allocation Table 32)
FAT32 mulai di kenal pada sistim Windows 95 SP2, dan merupakan pengembangan lebih dari FAT16. FAT32 menawarkan kemampuan menampung jumlat cluster yang lebih besar dalam partisi. Selain itu juga mengembangkan kemampuan harddisk menjadi lebih baik dibanding FAT16. Namun FAT32 memiliki kelemahan yang tidak di miliki FAT16 yaitu terbatasnya Operating System yang bisa mengenal FAT32. Tidak seperti FAT16 yang bisa di kenal oleh hampir semua system operasi, namun itu bukan masalah apabila anda menjalankan FAT32 di Windows XP karena Windows XP tidak peduli file sistim apa yang di gunakan pada partisi.

3. NTFS (New Technology File System)
NTFS di kenalkan pertama pada Windows NT dan merupakan file system yang benar benar berbeda di banding teknologi FAT. NTFS menawarkan security yang jauh lebih baik, kompresi file, cluster dan bahkan support enkripsi data. NTFS merupakan file system standar untuk Windows Xp dan apabila anda melakukan upgrade Windows biasa anda akan di tanyakan apakah ingin mengupgrade ke NTFS atau tetap menggunakan FAT. Namun jika anda sudah melakukan upgrade pada Windows Xp dan tidak melakukan perubahan NTFS itu bukan masalah karena anda bisa mengkonversinya ke NTFS kapanpun. Namun ingat bahwa apabila anda sudah menggunakan NTFS akan muncul masalah jika ingin downgrade ke FAT tanpa kehilangan data.

Pada Umumnya NTFS tidak kompatibel dengan Operating System lain yang terinstall di komputer yang sama (Double OS) bahkan juga tidak terdeteksi apabila anda melakukan startup-boot menggunakan floopy. Untuk itu sangat disa-rankan kepada anda untuk menyediakan partisi yang kecil saja yang menggunakan file system FAT di awal partisi. Partisi ini dapat anda gunakan untuk menyimpan Recovery Tool apabila mendapat masalah.

Sedangkan GNU/Linux mempunyai beberapa file system:
1. Ext 2 (2rd Extented)
EXT2 adalah file sistem yang ampuh di linux. EXT2 juga merupakan salah satu file sistem yang paling ampuh dan menjadi dasar dari segala distribusi linux. Pada EXT2 file sistem, file data disimpan sebagai data blok. Data blok ini mempunyai panjang yang sama dan meskipun panjangnya bervariasi diantara EXT2 file sistem, besar blok tersebut ditentukan pada saat file sistem dibuat dengan perintah mk2fs. Jika besar blok adalah 1024 bytes, maka file dengan besar 1025 bytes akan memakai 2 blok. Ini berarti kita membuang setengah blok per file.

EXT2 mendefinisikan topologi file sistem dengan memberikan arti bahwa setiap file pada sistem diasosiasiakan dengan struktur data inode. Sebuah inode menunjukkan blok mana dalam suatu file tentang hak akses setiap file, waktu modifikasi file, dan tipe file. Setiap file dalam EXT2 file sistem terdiri dari inode tunggal dan setiap inode mempunyai nomor identifikasi yang unik. Inode-inode file sistem disimpan dalam tabel inode. Direktori dalam EXT2 file sistem adalah file khusus yang mengandung pointer ke inode masing-masing isi direktori tersebut.

2. Ext 3 (3rd Extended)
EXT3 adalah peningkatan dari EXT2 file sistem. Peningkatan ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:
  • A.Setelah kegagalan sumber daya : “unclean shutdown”, atau kerusakan sistem, EXT2 file sistem harus melalui proses pengecekan dengan program e2fsck. Proses ini dapat membuang waktu sehingga proses booting menjadi sangat lama, khususnya untuk disk besar yang mengandung banyak sekali data. Dalam proses ini, semua data tidak dapat diakses. Jurnal yang disediakan oleh EXT3 menyebabkan tidak perlu lagi dilakukan pengecekan data setelah kegagalan sistem. EXT3 hanya dicek bila ada kerusakan hardware seperti kerusakan hard disk, tetapi kejadian ini sangat jarang. Waktu yang diperlukan EXT3 file sistem setelah terjadi “unclean shutdown” tidak tergantung dari ukuran file sistem atau banyaknya file, tetapi tergantung dari besarnya jurnal yang digunakan untuk menjaga konsistensi. Besar jurnal default memerlukan waktu kira-kira sedetik untuk pulih, tergantung kecepatan hardware.
  • B.Integritas DataEXT3 menjamin adanya integritas data setelah terjadi kerusakan atau “unclean shutdown”. EXT3 memungkinkan kita memilih jenis dan tipe proteksi dari data.
  • C.KecepatanDaripada menulis data lebih dari sekali, EXT3 mempunyai throughput yang lebih besar daripada EXT2 karena EXT3 memaksimalkan pergerakan head hard disk. Kita bisa memilih tiga jurnal mode untuk memaksimalkan kecepatan, tetapi integritas data tidak terjamin.
  • D.Mudah Dilakukan MigrasiKita dapat berpindah dari EXT2 ke sistem EXT3 tanpa melakukan format ulang.
3. Ext 4 (4rd Extended)
Ext4 dirilis secara komplit dan stabil berawal dari kernel 2.6.28 jadi apabila distro anda yang secara default memiliki versi kernel tersebuat atau di atas nya otomatis system anda sudah support ext4 (dengan catatan sudah di include kedalam kernelnya) selain itu versi e2fsprogs harus mengunakan versi 1.41.5 atau lebih.
Apabila anda masih menggunakan fs ext3 dapat mengkonversi ke ext4 dengan beberapa langkah yang tidak terlalu rumit.

Keuntungan yang bisa didapat dengan mengupgrade filesystem ke ext4 dibanding ext3 adalah mempunyai pengalamatan 48-bit block yang artinya dia akan mempunyai 1EB = 1,048,576 TB ukuran maksimum filesystem dengan 16 TB untuk maksimum file size nya,Fast fsck,Journal checksumming,Defragmentation support.
VeRZaW#021 Komputer

Membuat Aplikasi Android Untuk Mengambil Koordinat Lokasi di Handphone dengan GPS !

* Artikel ini dipersembahkan oleh Intel Developer Zone. Untuk Mengetahui lebih lanjut tentang membuat aplikasi Android di Arstitektur Intel, kunjungi Intel Developer Zone for Android.
Memanfaatkan fitur GPS di ponsel di pembuatan aplikasi tidaklah sulit apalagi jika menggunakan peralatan tambahan salah satunya Intel XDK. Dengan menggunakan Intel XDK, saya berhasil membuat aplikasi sederhana yang memanfaatkan fitur GPS di ponsel Android.
Aplikasi yang saya buat memanfaatkan Google Maps API untuk mengambil posisi kita saat ini dan memunculkannya di Google Maps. Aplikasinya dibuat menggunakan Intel XDK di sistem operasi Windows. Jika kamu belum memiliki Intel XDK dapat mengunduhnya terlebih dahulu di situs resmi Intel XDK 

Pembuatan Proyek Aplikasi

Buat proyek baru di Intel XDK dan beri nama proyeknya “CekLokasi” dan tentukan lokasi penyimpanan proyeknya sesuai dengan preferensi kamu. Pilih “Start with App Designer” di menu sebelah kiri untuk mempermudah pembuatan aplikasi.
CekLokasi - 1
Intel XDK akan secara otomatis membuat template koding untuk proyek aplikasinya agar kamu dapat langsung membuat aplikasi. Jika kamu sudah pernah membuat aplikasi HTML, pasti kamu akan merasa familiar dengan template koding yang dihasilkan karena Intel XDK memang menggunakan bahasa HTML5 untuk pembuatan aplikasinya.
CekLokasi - 2
Tahap pertama yang kamu lakukan adalah mengklik tab “Design” untuk memulai pembuatan tampilan aplikasi. Untuk sekarang kita cukup menggunakan tampilan yang sederhana saja. Ketika diminta untuk memilih framework tampilan aplikasi, pilih saja “jQuery Mobile“.
Seret komponen Footer di menu Layout ke tampilan aplikasi kamu. Selanjutnya Seret komponen “Button” ke “Footer” yang baru kamu buat dan setelah itu beri label “Cek Lokasi“ di tombol yang kamu buat sebelumnya.
CekLokasi - 3a
Selesai :) Itu saja langkah-langkah untuk pembuatan tampilan aplikasi menggunakan App Designer di Intel XDK. Sekarang kita akan masuk ke tahap pengkodingan aplikasi kita.

Pengimplementasian GPS dan Google Maps

Jika kamu belum memiliki Google API Key, dapatkan dulu Google API Key agar kamu dapat menggunakan Google Maps API. Untuk cara mendapatkan Google API Key dapat mengunjungi situs Google Developers. Setelah kamu memiliki Google API Key, masukkan kodingan di bawah ini di bagian head di index.html proyek kamu:
Ganti GOOGLE_API_KEY dengan Google API Key kamu. Kodingan di atas diperlukan agar kamu dapat mengakses Google Maps API. Deklarasikan juga variabel global “var MyMap” di bagian JavaScript sebagai variabel untuk Google Maps kamu nanti.
Sekarang tambahkan kodingan di bawah ini di bagian upage-content diindex.html
Elemen div di atas akan menjadi tempat di mana Google Maps akan ditampilkan di aplikasi kamu. Agar Google Maps-nya nanti dapat tampil memenuhi layar ponsel, tambahkan kodingan CSS berikut di bagian style di index.html
Sekarang, buat kodingan yang memanggil Google Maps dan menampilkannya di aplikasi kamu ketika aplikasinya dijalankan. Kodingannya ditempatkan di bagian fungsi JavaScript onDeviceReady. Kodingannya adalah sebagai berikut:
Pada kodingan di atas, diset koordinat -34.397, 150.644 sebagai koordinat bawaan pada peta Google Maps kita (dapat diubah sesuka kita). Diset juga level pembesaran petanya di level 12 agar peta terlihat lebih jelas. Untuk tipe peta, kita menggunakan peta biasa. Baris terakhir pada kodingan di atas bertugas untuk membuat tampilan Google Maps dengan konfigurasi yang sudah kita tentukan.
Sekarang kita perlu menambahkan kodingan JavaScript yang berfungsi untuk mengecek posisi kita saat ini. Kodingannya adalah sebagai berikut (lihat komentar untuk penjelasan kodingannya):
Nah, sekarang kita tinggal menambahkan pemanggilan fungsi getLocation di tombol yang kita buat sebelumnya. Untuk melakukan hal tersebut cukup menambahkan kodingan href=”javascript:getLocation()” di tombol kita.
Itu saja kodingan yang diperlukan untuk membuat aplikasi, tidak rumit bukan? Sekarang kita dapat mengetes kodingan yang sudah kita buat di menuEmulate di Intel XDK. Untuk mencoba aplikasinya langsung di ponsel Android kamu, masuk ke menu TEST dan untuk membuat file APK-nya, masuk ke menu BUILD.
tampilan aplikasiTampilan aplikasi hasil kodingan
Untung mengunduh kode sumber lengkap dari proyek ini dapat mengklik link ini
* Kunjungi Intel Developer Zone for Android untuk mengetahui lebih lanjut.
VeRZaW#021 Programer